Jl. Tebet Barat Dalam Raya No.12, Jakarta 12810 info@geibtechforlearning.org +6221 2854 2020

Pertempuran Sengit Terhadap Pangsa Pasar di Sektor Semen Indonesia

Bagi produsen semen Indonesia, sangat penting untuk mempertahankan dan menjaga pangsa pasar mereka di masa-masa tersulit yang sedang berlangsung. Dengan total kapasitas produksi semen tahunan terpasang Indonesia saat ini sekitar 100 juta ton, sedangkan permintaan domestik diduga akan menjangkau 65 juta pada tahun 2017, pemasok semen menghadapi harga yang lemah di tengah keunggulan pasokan yang besar, sedangkan permintaan asing untuk semen Indonesia belum tumbuh. Sementara itu, karena kedatangan berbagai pemasok semen baru di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, kompetisi untuk pangsa pasar menjadi semakin sengit.

Oleh sebab itu, beberapa produsen semen sekarang membuat strategi baru dan kreatif untuk mendorong konsumen melakukan pembelian produk mereka. Sebagai contoh, Indocement Tunggal Perkasa, produsen semen terbesar kedua di Indonesia, berencana untuk memberikan hadiah khusus untuk pembeli (berupa sepeda motor, kredit ponsel, dan bahkan ziarah ke Mekah). Hal ini tentunya akan terlihat lebih menarik untuk konsumen atau perusahaan untuk melakukan pembelian semen Indocement (yang dipasarkan secara lokal dengan brand “Tiga Roda”).

Indocement akan memberikan kode-kode tertentu di dalam kantong semen mereka. Ketika seorang konsumen mendapatkan kode ini, ia bisa mengkonfirmasikan dan mengirim kode melalui sms ke nomor yang tertulis di tas untuk mengetahui apa yang telah dimenangkan olehnya. Christian Kartawijaya, Direktur Utama Indocement, optimis bahwa “program hadiah” ini akan mendorong penjualan semen perusahaan dalam tiga bulan ke depan. Program ini khususnya akan berlangsung di pulau Jawa di mana permintaan semen tertinggi. Dalam satu tahun penuh, penjualan semen di Jawa menjangkau 33,74 juta ton, dengan begitu dapat dikatakan 54 persen dari total permintaan semen di Indonesia pada tahun tersebut.

Namun, penjualan semen di Pulau Jawa pada 2016 turun hingga 2,1 persen dari penjualan di tahun sebelumnya. Penurunan permintaan semen ini terutama diakibatkan oleh sektor properti Indonesia yang lamban dan projek pembangunan infrastruktur yang tidak berjalan sesuai harapan. Meski begitu, Kartawijaya menuliskan kinerja Indocement di Jawa dalam dua bulan pertama di tahun 2017 sebetulnya positif.

Sejak sektor properti Indonesia mereda setelah 2013 (ketika Bank Indonesia menerapkan beberapa langkah untuk menangkal gelembung di sektor properti) perkembangan penjualan semen di Indonesia sudah terkendali. Tahun 2011 dan 2012 adalah tahun yang tepat untuk para pemasok semen sebab tingkat perkembangan penjualan semen dalam negeri masing-masing 20,0 persen dan 14,6 persen. Ini lantas menarik investasi besar di sektor semen Indonesia. Tidak hanya pemasok mapan melakukan investasi dalam perluasan kapasitas semen mereka, namun tingkat pertumbuhan pun menarik pemasok baru dari luar negeri. Namun, setelah tahun 2013, tingkat perkembangan penjualan semen mengalami kemunduran (lihat tabel di bawah).

Penjualan Semen Indonesia 2008-2016:

Kendala lain di sektor semen Indonesia adalah (potensi) intervensi pemerintah. Misalnya, tak lama sesudah Joko Widodo menjadi presiden baru Indonesia yang ia pesan, Semen Indonesia yang tercatat sebagai produsen semen menurunkan harga semen untuk mendorong penjualan semen dan mendorong pengembangan ekonomi makro. Dalam sektor semen Indonesia Semen Indonesia adalah pemimpin pasar yang jelas dan semua pesaingnya tidak mempunyai pilihan lain di samping menurunkan harga mereka.

Mengenai penjualan semen di tahun 2017, kami memperkirakan akan melihat angka perkembangan moderat (di bawah 5 persen) didukung oleh projek infrastruktur yang dipimpin pemerintah. Karena kedekatan Semen Indonesia dan Semen Baturaja untuk pemerintah, perusahaan-perusahaan ini mesti mendapat manfaat paling besar dari projek pengembangan infrastruktur yang dipimpin pemerintah.

Pangsa Pasar di Sektor Semen Indonesia: